Siswa dari Kelas 5-9 berpartisipasi dalam Poetry Slam tahunan ISL, di mana mereka menampilkan puisi di depan juri dan rekan-rekan untuk memilih “penampil” terbaik dari setiap kelas. Tapi Puisi Slam lebih dari sekadar kompetisi. Ini adalah minggu ketika siswa didorong untuk tidak hanya menulis puisi, tetapi juga untuk berbagi perasaan, kesan, dan ide mereka melalui puisi.
Ada momen-momen magis selama Poetry Slam ketika siswa-penyair menciptakan citra dan membangkitkan perasaan penonton. Entah bagaimana ini muncul melalui kombinasi kata dan frasa tertentu dan sama pentingnya, melalui ekspresi tulus penyair dari kata-kata itu. Selama minggu ini, jendela hati dan jiwa para siswa dibuka, meski hanya sebentar. Pada akhirnya, tujuan Poetry Slam adalah untuk mengungkap puisi, untuk menjauhkannya dari analisis puisi yang dipelajari dan untuk membantu siswa mengenali dan melepaskan penyair di dalam diri mereka.